Biobrain : Reproduksi Sel
Haii sahabat midbrain, apa kabar semuanya hari ini?
Semoga semunya dalam keadaan sehat wal'afiat baik itu badannya, otaknya, pikirannya, dompetnya juga hehe:D
Gimana semangat buat belajar mempersiapkan SBMPTN-nya? Tentu harus lebih semangat dong yaa. Well, langsung aja sekarang kita akan membahas materi mengenai Reproduksi Sel dan beberapa soal yang terkait dengan reproduksi sel yang biasa muncul di ujian-ujian. Baik itu UN, SBMPTN, UAS, dan ujian-ujian lainnya, yang jelas di ujian hidup gak bakal ada, sih. Jadi langsung aja. Next!
Kalian pernah gak sih ngerasa khawatir ketika kalian membersihkan badan kalian dengan cara mandi atau mungkin scrub atau lulur, seketika ada beberapa bahkan banyak sesuatu dari kulit kalian, atau bisa jadi itu memang kulit kalian yang terlepas?
Yapp, that's right! Itu kulit kita, sahabat midbrain.
"Loh, kalo setiap mandi kulitku bisa terlepas gitu, nanti lama-lama bisa abis dong?"
Yapp, that's right! Itu kulit kita, sahabat midbrain.
"Loh, kalo setiap mandi kulitku bisa terlepas gitu, nanti lama-lama bisa abis dong?"
tenaaanggg sahabattt, tuhan maha adil kok, dia sayang sama makhluknya dan gak mungkin Ia kasih sesuatu yang bikin makhluknya menderita. FYI, bagian kulit yang terlepas tadi itu dinamakan sel-sel kulit mati yang emang harusnya di buang. Tapi tenang kok, komposisi kulit kita gak akan berkurang, soalnya setiap sel yang ada di dalam bagian tubuh makhluk hidup mengalami reproduksi. Nah, emang apa sih reproduksi sel? Tujuannya apa? Fungsinya? Lama waktu terjadinya? Gimana aja sih?
Reproduksi Sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler. Pembelahan sel pada organisme uniseluler merupakan cara bagi organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya. Sedangkan bagi organisme multiseluler, pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme. Menurut cara pembelahannya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis), dan pembelahan secara langsung (mitosis dan meiosis).
I. Pembelahan Secara Langsung (Amitosis)
Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung atau spontan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan atau biasa disebut juga pembelahan biner (binary fission). Pembelahan ini terjadi pada organisme prokariotik, yaitu orgaanisme yang tidak membran inti. Contohnya adalah bakteri E. Coli pada usus manusia dan protozoa contohnya adalah amoeba. Pembelahan ini berlangsung sangat cepat. Beberapa bakteri hanya memerlukan waktu kurang dari 20 menit untuk membelah menjadi dua. Itu juga yang mengakibatkan mengapa jumlah bakteri di bumi banyak sekali.
Mekanisme pembelahan amitosis adalah sebagai berikut :
a. Kromosom bakteri menempel pada membran plasma
b. Kromosom berduplikasi (mengganda)
c. Protein FtsZ (filamenting temperature sensitive mutan Z) berpindah ke bagian tengah sel dan membentuk cincin
d. Membran plasma melekuk ke dalam membagi sel menjadi dua bagian
e. Terbentuk dinding sel baru diantara sel-sel anak sehingga dihasilkan dua sel anak yang sifatnya sama dengan sel induknya.
https://www.google.com/search?q=pembelahan+biner&safe=strict&client
II. Pembelahan Secara Tidak Langsung
Pembelahan sel tidak langsung artinya melalui tahap atau fase-fase tertentu. Terjadi pada organisme Eukariotik. Pembelahan tidak langsung dapat terjadi melalui pembelahan mitosis atau meiosis. Pembelahan Mitosis untuk menghasilkan sel-sel tubuh (sel somatik). Sedangkan pembelahan Meiosis untuk menghasilkan sel-sel kelamin. Mitosis juga banyak terjadi pada jaringan-jaringan tubuh yang masih muda, misalnya ujung akar dam ujung batang.
A. Mitosis
Mitosis merupakan bagian dari siklus sel, dan siklus sel itu sendiri dibagi menjadi dua tahapan, yaitu interfase dan fase mitotik (M). Fase mitotik (M) meliputi dua tahapan, yaitu mitosis yang segera disusul oleh sitokenesis (pembelahan sitoplasma). Mitosis menghasilkan anakan dengan sifat genetik ekuivalen (sama) dengan sel induknya. Contohnya, sel induk dengan kromosom diploid (2n) yang membelah secara mitosis akan menghasilkan anakan dengan jumlah kromosom yang sama juga yaitu diploid (2n). Mitosis merupakan fase terpendek, yaitu sekitar 1 jam dari saktu total siklus sel selama 18-24 jam (pada sel hewan umumnya).
1. Interfase
Interfase merupkana fase terpanjang dalam siklus sel, merupakan fase diantara fase mitotik yang satu dengan fase mitotik lainnya. Fase interfase adalah fase bagi sel untuk mengumpulkan energi yang akan digunakan untuk tumbuh, menyalin (replikasi) DNA, menghasilkan protein, dan membentuk organ sel dalam sitoplasma.
Interfase dibagi menjadi tiga subfase, yaitu :
a. Fase G1 (Growth- 1, pertumbuhan primer), yaitu fase dimana sel mengalami pertambahan besar akibat pertumbuhan sel
b. Fase S (fase sintesis), yaitu fase DNA mengalami replikasi dan sintesis.
c. Fase G2 (Growth- 2, pertumbuhan sekunder), yaitu fase pertumbuhan yang sama seperti fase G1, namun pada fase ini terbentuk pula organel-organel sel sehingga sel siap untuk membelah.
Akhir dari tahap interfase itu sendiri menghasilkan nukleus (inti sel) yang mengandung satu atau lebih nikeleolus (anak inti), dan terdapat benang-benang kromatin panjang yang sudah mengalami duplikasi. Juga sepasang sentrosom yang sudah berduplikasi berbentuk bintang. Pada sel hewan, sentrosomnya mengandung sepasang sentriol yang terbuat dari mikrotubulus, sedangkan sel tumbuhan, fungsi, dan alga sentrosomnya tidak mengandung sentriol, tetapi mampu membentuk serabut gelendong.
2. Fase- fase Mitosis
https://www.google.com/search?q=mitosis&safe=strict&client=firefox-b-ab&source
· Profase
· Benang- benang kromatin dalam inti sel mulai tergulung menjadi rapat, padat, pendek, dan menebal menjadi kromosom.
· Anak inti (nukleolus) menghilang
· Mulai terbentuk gelendong mitotik (benang- benang spindel) yang memancar dari kedua sentrosom yang saling menjauh pada sitoplasma
· Metafase
· Kromosom bergerak dan berjajar di tengah bidang pembelahan atau bidang equator
· Sentromer dari seluruh kromosom membuat formasi satu baris, kinetokor dari kromatid saudara melekat pada mikrotubula yang berasal dari kutub yang berlawanan.
· Anafase
· Masing- masing kukromatid bergerak menuju ke arah kutub yang berlawanan.
· Pasangan sentromer dari setiap kromosom berpisah sehingga kromatid yang tadinya menyatu akhirnya berpisah.
· Mikrotubula kinetokor memanjang
· Pada akhir fase anafase, kedua kutub memiliki kromosom ysng ekuivalen dan lengkap (2n).
· Telofase
Pada saat fase telofase terjadi beberapa hal sebagai berikut :
· Mikrotubula nonkinetokor memanjang, sehingga sel memanjang
· Terbentuk nukleolus (anak inti) pada kedua kutub sel
· Kromosom di kedua kutub mulai membuka kumparannya dan berubah kembali menjadi benang- benang kromatin
· Gelendong berdegenerasi, membran inti terbentuk kembali dari fragmen- fragmen membran inti
· Tahap akhir dari fase ini diikiuti oleh sitokenesis (pembelahan sitoplasma)
3. Sitokenesis
· Pembelahan sitoplasma diikuti dengan pembentukan sekat pemisah kedua sel sehingga terbentuk dua sel anak
· Pada sel hewan, sitokenensis diawali dengan pembentukan alur pembelahan di bidang ekuatorial, didalam sitoplasmanya terdapat cincin kontraktil dari mikrofilamen aktin. Kontraksi cincin tersebut yang menyebabkan alur pembelahan semakin dalam dan terbentuklah dua sel anakan.
· Pada sel tumbuhan, sitokenesis terjadi akibat vesikula- vesikula yang dihasilkan oleh Badan Golgi berpinda di sepanjang mikrotubula di tengah-tengah sel dan bersatu membentuk lempeng sel. Pelat tersebut membesar dan terbentuklah dinding sel baru yang memisahkan kedua anak.
https://www.google.com/search?q=sitokinesis+pada+tumbuhan&safe=strict&client
B. Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan yang dialami oleh organisme eukariotik dan mengalami dua kali tahap pembelahan. Meiosis sering pula disebut sebgai pembelahan reduktif karena terjadi pengurangan jumlah kromosom pada sel anak yang dihasilkan. Contohnya, jika sel induk mempunyai jumlah kromosom yang diploid (2n), maka sel anak yang dihasilkan akan mempunyai jumlah kromosom yang haploid (n). Meiosis bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom, sehingga dari generasi ke generasi berikutnya akan tetap sama.
a. Fase- fase Meiosis
Umumnya, fase- fase pembelahan pada meiosis mempunyai fase yang sama dengan pembelahan mitosis. Namun, bedanya pada meiosis akan dialami fase- fase pembelahan yang kedua yaitu Meiosis I dan Meiosis II. Berikut adalah tahapan fase meiosis :
1. Interfase
· DNA bereplikasi membentuk dua salinan DNA
· Sentrosom bereplikasi menjadi dua buah
2. Meiosis I
Disebut juga pembelahan reduksional yang menghasilkan dua sel haploid dari dua sel diploid. Meiosis I meliputi Profase I, Metafase I, Anafase I, dan Telofase I, dan Sitokenesis I.
a. Profase I
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-ab&biw=1525&bih
1. Leptoten/ Leptonema
· Benang kromatin yang panjang, memendek dan menebal membentuk kromosom yang seperti benang tunggal
2. Zigoten/ Zigonema
· Sentrosom bergerak kerah kutub yang berlawanan
· Kromosom homolog akan berdekatan membentuk sinapsis
3. Paktiten/ Pakinema
· Setiap kromosom berduplikasi menjadi dua kromatid dengan sentromer yang menyatu
· Pasangan kromosom homolog membentuk tetrad yaitu kompleks empat kromatid.
4. Diploten/ Diplonema
· Pasangan kromosom homolog saling merenggang dan terjadi pelekatan atau saling menyilang membentuk kisma
· Pada kisma terjadi pindah silang (Crissing over) yang memungkinkan terjadinya rekombinan (kombinasi gen baru) dan terbentuklah keanekaragaman genetik
5. Diakenesis
· Nukleolus (anak inti) menghilang
· Terbentuk benang- benang spindel (mikrotubula) diantara dua sentrosom pada kutub yang berlawanan.
b. Metafase I
· Kromosom tetrad bergerak ke bidang ekuatorial (pelat metafase)
· Mikrotubula kinetokor dari satu kutub sel melekatkan diri pada setiap sentromer kromosom dan mikrotubula menempel pada sentromer kromosom homolognya.
c. Anafase I
· Benang- benang spindel dari kutub yang berlawanan menarik kromosom homolog ke masing-masing kutub
· Sentromer tidak berpisah
· Anafse I menyebabkan kromosom diploid (2n) terbagi menjadi dua kromosom yang bersifat haploid (n)
d. Telofase I dan Sitokenesis I
· Setiap kutub sudah memiliki satu set kromosom haploid
· Sitokenensis terjadi secara stimulan (serentak) dengan telofase I untuk membentuk dua sel anak
· Pada sel hewan terbentuk alur pembelahan, sedangkan pada sel tumbuhan terbentuk pelat pembelahan.
· Hasil dari meiosis I dihasilkan anakan dengan jumlah kromosom setengah dari kromosom induknya atau haploid (n)
3. Interkenesis
· Periode antara meiosis I dan meiosis II yang waktunya berbeda-beda
· Pada beberapa spesies, kromosom menyebar, nukleolus dan membran inti mulai terbentuk kembali, dan terjadi interfase sebelum meiosis II
· Tidak terjaadi replikasi DNA sebelum meiosis II
4. Meiosis II
a. Profase II
· Mulai terbentuknya gelendong pembelahan (benang spindel).
· Kromatid saudara masih melekat pada sentromernya
b. Metafase II
· Kromosom berjajar di bidang ekuator dalam satu baris
c. Anafase II
· Sentromer kromatid saudara berpisah sehingga kromatid menjadi kromosom individual
· Benang spindel menarik kromatid ke arah kutub yang berlawanan
d. Telofase II dan Sitokenesis II
· Kromosom sampai di masing- masing kutub
· Terbentuk nukleolus dan membran inti pada masing-masing kutub
· Setiap inti dipisahkan oleh sekat pembelahan
· Pada akhir sitokenesis dihasilkan empat sel anak yang kromosomnya haploid.
https://www.google.com/search?q=meiosis&safe=strict&client=firefox-b-ab&source
Perbedaan pembelahan mitosis dan meiosis
No.
|
Perbedaan
|
Mitosis
|
Meiosis
|
1.
|
Jumlah pembelahan
|
Satu kali
|
Dua kali
|
2.
|
Jumlah sel anak yang dihasilkan
|
2 sel
|
4 sel
|
3.
|
Sifat sel anakan
|
Identik dengan sel induk
|
Tidak identik dengan sel induk (terjadi kombinasi gen)
|
4.
|
Sifat kromosom sel anak hasil pembelahan
|
Diploid (2n)
|
Haploid (n)
|
5.
|
Tujuan pembelahan
|
Untuk perkembangbiakan organisme eukariotik uniseluler, pertumbuhan, dan penggantian sel- sel yang rusak atau mati pada organisme eukariotik multiseluler
|
Untuk mengurangi jumlah kromosom sehingga jumlah kromosom generasi ke generasi berikutnya tetap sama
|
6.
|
Peranan bagi organisme eukariotik multiseluler
|
Menghasilkan sel somatik
|
Menghasilkan sel- sel gamet
|
7.
|
Interkenesis
|
Tidak ada
|
Ada, diantara meiosis I dan meiosis II
|
8.
|
Metafase
|
Kromosom berjejer di bidang ekuatorial dalam 1 baris
|
Metafase I : kromosom berjajar di bidang ekuatorial dalam dua baris
Metafase II : kromosom berjajar di bidang ekuatorial dalam satu baris
|
9.
|
Duplikasi kromosom
|
Pada awal profase
|
Pada pertengahan profase I (fase pakiten)
|
10.
|
Sinapsis kromosom homolog
|
Tidak terjadi
|
Terjadi pada profase I
|
11.
|
Pindah silang (Crossing over) gen pada kromosom
|
Tidak ada
|
Ada
|
12.
|
Sentromer pada saat anafase
|
Terbagi dua sehingga kromatid memisah saat anafase
|
Pada anafase I, sentromer belum memisah. Sentromer memisah pada anafase II
|
13.
|
Anafase
|
Memisahkan kromatid saudara
|
Anafase I : memisahkan pasangan kromosom homolog
Anafase II : memisahkan kromatid saudara
|
III. Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin. Gametogenesis melibatkan pembelahan secara mitosis dan meiosis. Mitosis akan memperbanyak sel induk yang akan membelah secara meiosis, dan meiosis akan mengurangi kromosom sehinggal sel kelamin yang dihasilkan akan mempunyai kromosom yang haploid (n).
A. Gametogenesis pada Hewan dan Manusia
Dibedakan menjadi dua macam, yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
1. Spermatogenesis
Spermatogonium adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di testis. Setiap anak laki- laki yang sudah menginjak masa pubertas, terjadi diferensiasi sel sperma dalam tubulus seminiferus yang disebut spermatogonium yang memperbanyak diri secara mitosis berulang- ulang yang memiliki jumlah kromosom 22 AA + XY, dapat dituliskan 44 A + XY atau 44, XY. Dapat diartikan sebagai 44 autosom (sel tubuh) dan gonosom XY.
Mekanisme spermatogenesis adalah sebagai berikut :
· Terbentuknya tetrad dari kromosom yang menduplikasi dan terjadi sinapsis akibat membesarnya spermatogonium (2n) dan dihasilkanlah sel spermatosit primer (spermatosit I) yang diploid (2n)
· Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel spermatosit sekunder (spermatosit II) yang haploid (n)
· Kedua spermatosit sekunder membelah secara meiosis II, terbentuklah 4 sel spermatid yang haploid.
· Keempat spermatid mengalami pematangan dan pertumbuhan ekor menjadi spermatozoa yang fungsional.
Spermatozoa yang dihasilkan mengalami jumlah kromosom yang haploid (n) dan rumus spermatozoa pada manusia adalah 22 A + X atau 22 A + Y. Karena keadaan tersebut memungkinkan dihasilkannya 50% anak laki- laki dan 50% anak perempuan. Laki- laki mempunyai spermatozoa mulai dari masa pubertas hingga selama hidupnya, sekalipun ia sudah lanjut usia.
https://www.google.com/search?q=spermatogonium&safe=strict&client=firefox-b
2. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin betina, yaitu sel telur (ovum). Terjadi didalam ovarium. Tahap pembelahan oogenesis sama seperti yang dialami pada spermatogenesis. Oogenesis diawali dengan pendiferensiasian sel epitel germinal ovarium menjadi sel ovum yang disebut oogonium. Mempunyai jumlah kromosom berjumlah 46, yaitu 22 A + XX atau 44 A + XX. Artinya, mempunyai 44 autosom dan gonosom XX.
Mekanisme oogenesis adalah sebagai berikut :
· Terbentuknya oosit primer (oosit I) yang terjadi akibat membesarnya oogonium, terjaadi sinapsis, dan duplikasi kromosom. Dengan kromosomnya yang diploid (2n). Ukuran oosit primer lebih besar dibanding spermatosit primer, karen kandungan sitoplasma yang lebih banyak.
· Oosit primer mengalami pembelahan meiosis I dan dihasilkan dua sel anakan dengan ukuran yang berbeda yang mempunyai kromosom haploid (n). Sel yang mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur disebut oosit sekunder (oosit II). Sedangkan sel yang lebih kecil karena hanya mengandung inti disebut badan polar I
· Oosit sekunder mengalami pembelahan meiosis II dan dihasilkan dua sel anakan yang berukuran berbeda pula yaitu ootid dan badan polar II. Badan polar I juga membelah secara meiosis menghasilkan dua badan polar II. Ketiga badan polar kemudian akan hancur.
· Ootid mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan menjadi ovum atau sel telur yang fungsional. Kromosom ovum pada manusia, yaitu 22 A + X.
Perempuan sudah memiliki 6― 7 juta oosit primer sejak masa embrio. Namu, pada masa pubertas hanya tersisa sebanyak 350―400 yang bisa hidup dan berkembang menjadi ovum dan diovulasikan setiap bulannya. Hal tersebut yang menyebabkan perempuan di masa tua kehabisan oosit primer sehingga proses oogenesis terhenti atau disebut menopouse sekitar usia 45―55 tahun.
Zigot terjadi akibat pembuahan ovum oleh spermatozoa.
· Ovum (22 A+X) + spermatozoa (22 A+X) = Zigot (22 AA+XX), menjadi individu perempuan
· Ovum (22 A+X) + spermatozoa (22 A+Y) = Zigot (22 AA+XY), menjadi individu laki- laki
https://www.google.com/search?q=oogonium&safe=strict&client=firefox-b
Perbedaan spermatogenesis dan oogenesis
No.
|
Perbedaan
|
Spermatogenesis
|
Oogenesis
|
1.
|
Tempat terjadinya
|
Testis (tubulus seminiferus)
|
Ovarium
|
2.
|
Jumlah sel anakan
|
Empat sel spermatozoa yang semuanya fungsional
|
Satu sel ovum yang fungsional dan tiga badan polar yang tidak fungsional
|
3.
|
Kromosom seks sel anakan
|
X dan Y
|
X
|
4.
|
Waktu terjadinya di dalam tubuh
|
Sejak masa pubertas hingga selama hidupnya jika kondisinya mendukung
|
Dimulai sejak embrio sebelum lahir, masa pubertas, hingga masa produktif sebelum menopouse
|
B. Gametogenesis pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Gametogenesis tumbuhan tingkat tinggi terjadi pada tumbuhan berbunga tertutup (Angiospermae). Dibedakan menjadi dua macam, yaitu mikrosporagenesis (pembuatan gamet jantan) dan megasporagenesis (pembentukan gamet betina). Gametogenesis terjadi pada pada alat kelamin jantan (stamen/ benang sari) dan alat kelamin betina (pistillum/ putik).
1. Mikrosporagenesis
Merupakan proses pembentukan mikrospora (serbuk sari/ polen) yang terjadi di kantong sari (anther). Mekanisme mikrosporagenesis :
· Sel induk mikrospora (mikrosporosit) diploid mengalami pembelahan meiosis I dan meiosis II, menghasilkan 4 sel mikrospora berkromosom haploid (n) yang menempel menjadi satu.
· Masing- masing mikrospora (n) memisah satu sama lainnya, berkembang menjadi polen (n)
· Inti sel (nukleus) mengalami pembelahan kariokenesis I sehingga terdapat dua buah nukleus yang identik, yaitu nukelues generatif dan nukleus vegetatif/ tabung yang bersifat haploid. Pada saat itulah polen dilepaskan. Kariokenesis adalah pembelahan mitosis tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
· Setelah penyerbukan, butir serbuk sari akan tumbuh menjadi buluh polen. Didalam buluh polen, nukleus generatif mengalami kariokenesis II menjadi nukleus sperma I dan nukleus sperma II. Hasil dari mikrosporagenesis yaitu dihasilkannya nukleus sperma I, nukleus sperma II, dan nukleus tabung.
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-ab&biw=1525&bih=730&tbm
2. Megasporagenesis
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-ab&biw=1525&bih=730&tbm
Terjadi didalam ovarium. Mekanisme megasporagenesis adalah sebagai berikut :
· Sel induk megaspora (megasporosit) diploid mengalami pembelahan meiosis I dan meiosis II, menghasilkan 4 sel mikrospora berkromosom haploid (n) yang mengelompok secara linier
· Setelah meiosis, hanya satu sel megaspora yang fungsional, sedangkan tiga sel lainnya akan berdegenerasi (mati)
· Nukleus dari megaspora yang fungsional akan mengalami kariokenesis I, II, dan III sehingga terbentuk 8 nukleus yang semuanya haploid, dibungkus oleh kantong embrio yang terdapat bukaan di salah satu sisi (mikropil) yang akan dilalui oleh tabung polen yang melakukan penetrasi.
· Inti- inti didalam sel kantong embrio akan menempatkan diri, sebgai berikut :
- Satu inti di tengah dekat mikropil berkembang menjadi ovum yang haploid (n)
- Dua inti diantara ovum disebut sinergid yang haploid (n) dan akan mati
- Dua inti ditengah- tengah akan menggabung dan melenbur menjadi inti kandung lembaga sekunder yang diploid (2n)
- Tiga inti di daerah kalaza akan membentuk antipoda yang haploid (n)
· Hasil akhir megasporagenesis menghasilkan 1 ovum, 2 sinergid, dan 3 antipoda dalam megagametofit.
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-ab&biw=1525&bih=730&tbm
No.
|
Perbedaan
|
Mikrosporogenesis
|
Megasporogenesis
|
1.
|
Tempat terjadinya
|
Kantong sari (anther)
|
Ovarium di bagian dasar putik
|
2.
|
Kariokenesis
|
2 kali
|
3 kali
|
3.
|
Hasil meiosis II
|
4 sel hidup
|
1 sel hidup, 3 sel degenerasi
|
4.
|
Hasil akhir
|
Buluh polen dengan 3 inti : nukleus sperma I, nukleus sperma II, dan nukleus tabung
|
Kantong embrio matang dengan 8 inti : 1 ovum, 2 sinergid, dan 3 antipoda
|
Pembuahan ganda pada Angiospermae sebagai berikut :
1. Pembuahan ke-1 : ovum (n) + nukleus sperma I (n) → Zigot (2n) →Embrio (2n)
2. Pembuahan ke-2 : inti kandung lembaga sekunder (2n) + nukleus sperma II (n) → Endosperma (3n)
Finally we finish this chapter, gimana materinya? Mudahkan? Memang gak ada yang susah di dunia ini sahabat, asalkan kita mau berusaha buat berusaha dan merubah mindset kita yang tadinya “Impossible” jadi “I’m Possible!” Apalagi buat belajar biologi. Bukankah semua yang ada di alam ini berhubungan sama biologi? Tetap semangat belajarnya, jangan sampai patah semangat, karena kalian harus memperjuangkan impian dan cita- cita yang kalian idam-idamkan. Sampai ketemu di materi selanjutnya, dan bye!^^
You can’t even begin to understand biology, you can’t understand life, unless you understand what it’s all there for, how it arose – and that means evolution.
-Richard Dawkins-
0 comments